Minggu, 10 Mei 2009

Trend Pertanian Organik


Pertanian Organik

Oleh : Evi Indrawanto

Ada yang beranggapan bahwa pilihan untuk mengkonsumsi makanan-makanan organik dewasa ini dianggap sebagai trend. Gaya hidup sehat perkotaan terkini yang dilakoni mereka yang mempunyai daya beli relatif tinggi, terpelajar dan punya akses terhadap informasi.

Butuh penelitian serius mengapa lahir anggapan demikian. Sebab sejatinya pertanian yang telah di lakoni nenek moyang kita selama berabad-abad seharusnya disebut sebagai pertanian organik. Hasil dari pertanian organik adalah makanan organik berupa sayur, buah2an, gula semut, daging, telur, susu dll.

Tapi merupakan sebuah realita bahwa sistem pertanian secara garis besar sekarang ini salah jurusan. Tidak hanya di lakukan oleh industri agro, petani orang-perorang sekarang memakai pupuk kimia, pestisida dan hormon gila-gilaan untuk menggenjot produksi. Seakan melupakan tujuan dasar mengapa pertanian di bangun, bahwa makanan tersebut di tumbuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sebuah penelitian yang di lakukan oleh Universitas Texas dan di terbitkan di the Journal of the American College Nutrition melaporkan bahwa nilai nutrisi dari 43 jenis sayur dan buah2an umumnya mengalami penyusutan selama 15 tahun ke belakang. Tingkat nutrisi penting seperti protein, calcium, posfor, zat besi, riboplavin dan vitamin C berkurang antara 6-38%. Penelitian ini telah menimbulkan pertanyaan bagaimana praktek-praktek pertanian moderen ternyata berakibat terhadap hasil panen.

Tidak hanya itu. Pemakain bahan kimia seperti pestisida sangat berbahaya bagi lingkungan. Zat itu terbang di udara, menyerap ke dalam tanah, dan kemungkinan juga merembes ke dalam persediaan sumber air minum. Sekarang kita bisa melihat tanah gundul yang tidak subur yang akan membawa bencana erosi. Pestisida yang terbang di udara juga akan membunuh burung-burung dan serangga yang berfungsi sebagai predator alami bagi hama pertanian.

Untunglah gerakan kembali ke pertaniaan organik, kian hari gemanya kian keras. Tidak hanya di negara-negara maju, Indonesiapun sudah memiliki banyak komunitas penggagas pertanian dan makanan organik. Itu tidak lepas dari usaha lembaga dan orang-orang yang perduli terhadap keberlangsungan pertaniaan dan hasil produksinya yang ramah terhadap alam. Seperti Aliansi Organis Indonesia (AOI) dimana Diva Maju Bersama pun tergabung menjadi anggotanya. Ini adalah suatu organisasi masyarakat sipil yang berbadan hukum perkumpulan, bersifat nir-laba dan independen. Mereka percaya bahwa pertanian organik mampu mengatasi persoalan marjinalisasi lingkungan dan juga mendorong kedaulatan petani.

Mungkin itu lah yang menjadi pencetus mengapa ada sebagian orang beranggapan bahwa mengkonsumsi makanan organik dewasa ini sedang trend.

Salam,
-- Evi Indrawanto
DIVA'S Palm Sugar
Organic Sugar for All Purpose Sweeteners

Sabtu, 17 Januari 2009

MEMAHAMI KONSEP KESUBURAN TANAH




MEMAHAMI KONSEP KESUBURAN TANAH
MELALUI METODE SIMO (SISTEM INJEKSI MIKROBA DAN OKSIGEN)

Oleh : Ir. Dian Kusumanto


Adalah Ir. Purwanto Prihyono, MM., seorang senior sesama alumni Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang, senasib sepenanggungan dengan penulis. Beliau akhirnya juga terdampar di Kota Gandrung Banyuwangi, Jawa Timur. Cuma bedanya, penulis terhanyut lagi dan terseret arus nasib dan takdir Illahi sampai di Kota Perbatasan, Kota Transit para TKI, yaitu di Nunukan Kaltim.

Pak Pur, begitu biasa beliau dipanggil, sangat inten dalam pengembangan pupuk organik di Banyuwangi. Kiprah beliau juga menginspirasi seorang pengusaha keturunan yang akhirnya total menerapkan pertanian full organik di suatu desa di Lumajang sana. Tulisan Pak Pur juga telah memperkaya pemahaman penulis mengenai pupuk organik ini. Tulisan dibawah ini sebagian besar juga mencuplik dari tulisan beliau yang sempat dikirim lewat e-mail beberapa tahun yang lalu.

Untuk memahami konsep ideal kesuburan tanah kita memulainya dengan konsep tanah itu sendiri. Tanah, menurut konsep komposisi dasarnya tersusun dari beberapa bagian yang terintegrasi secara holistik, saling mempengaruhi saling kait menjadi satu kesatuan sistem utuh yang seolah tidak dapat terpisahkan dengan sifat dan ciri tertentu secara spesifik. Komposisi dasar tanah meliputi air, udara, bahan mineral dan bahan organik.

Bagian-bagian tanah yang dimaksud itu adalah, air dan udara yang menempati porsi 25 % dan 25 %. Air dan udara menempati porsi 50 % dari keseluruhan volume tanah. Yang selanjutnya adalah porsi untuk mineral yang mencapai sektar 45 % dan bahan organik dengan porsi 5 %. Komposisi ini merupakan porsi ideal bagi tanah terutama untuk keperluan budidaya pertanian. Bisa dikatakan proporsi ini merupakan dasar bagi konsep kesuburan tanah itu mencapai keadaan yang ideal bagi perkembangan tanaman.

Masing-masing komponen seperti air, udara, mineral dan bahan organik ini mempunyai peran yang khas dan tidak dapat saling menggantikan. Artinya keberadaannya adalah mutlak harus ada, agar fungsi-fungsi dan peran-perannya ada pada sistem tanah tersebut. Contoh, air diperlukan sebagai media untuk aktifitas metabolisme dalam tubuh tanaman dengan fungsi yang kompleks. Selain itu fungsi air di dalam tanah adalah sebagai media pembawa hara dan oksigen sehingga dapat diserap oleh tanaman dan mikroba yang ada di bahan organik.

Sedangkan udara juga merupakan faktor mutlak bagi tanaman maupun kehidupan di dalam tanah sebagai bagian dari sistem metabolisme makhluk hidup di dalam tanah yang kompleks juga. Udara yang dimaksud adalah ruang bagi Oksigen, CO2 dan gas-gas lain yang dalam siklus metabolisme makhluk hidup di dalam tanah.

Adapun mineral merupakan bagian dari cadangan hara, karena dengan proses mineralisasi akan menjadi unsur-unsur hara yang siap diserap oleh tanaman maupun kehidupan lain di dalam tanah. Mineral menjaga kestabilan bentuk dan struktur tanah sehingga tidak mudah berubah komposisi komponennya oleh pengaruh perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam tanah. Struktur tanah juga akan menopang tanaman dan memberi ruang gerak kehidupan bagi akar tanaman dan makhluk hidup lainnya di dalam tanah.

Bagian yang terkecil dari penyusun tanah adalah bahan organik. Meskipun demikian kecil proporsi jumlahnya (kecuali organosol), justru menjadi kunci bagi berlangsungnya dinamika kehidupan di dalam tanah, atau dapat dikatakan bahan organik (BO) merupakan kunci bagi dinamika kesuburan tanah. Bahan organik menjadi kunci karena dengan dinamikanya sifat-sifat tanah bisa dikelola menuju kondisi yang ideal bagi tanaman.

Indikator kesuburan tanah

Kesuburan tanah bisa diukur berdasarkan beberapa indikator kesuburan tanah. Beberapa indikator kesuburan tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas absorbsi, tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan organik. Selanjutnya akan diuraikan dibawah ini.

Kapasitas Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk mengikat/ menarik suatu kation oleh partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk kation. Semakin tinggi nilai kapasitas absorbsi, maka tanah dikatakan kesuburannya semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K (Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).

Kejenuhan Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation. Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang menyebabkan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara sederhana dicermnkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.

Kandungan liat, merupakan ukuran kandungan partikel kolloid tanah. Partikel dengan ukuran ini (kolloid) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga mempunyai kemampuan absorbsi juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.  

Bahan organik sebagai kunci dinamika kesuburan tanah

Kandungan BO merupakan indikator paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan tanah. Bahan organik mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan organik juga mampu berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan dalam metabolisme kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan organik).

Bahan organik dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang gembur oleh adanya bahan organik. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.

Demikian pula bila kondisi sebaliknya, yaitu kondisi tanah yang lepas (sangat berpasir), maka fisik tanah dapat dibuat menjadi kompak, karena agregasi meningkat oleh adanya bahan organik. Ruang pori tanah juga meningkat, akibatnya kemampuan tanah dalam menyimpan air dan menyediakan ruang udara akan semakin proporsional (baik). Hal ni bermanfaat untuk menghindarkan tekanan kekeringan pada perakaran.

 Bahan organik juga dapat merubah sifat kimia tanah, yaitu melalui proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba yang memang selalu menempel pada bahan organik. Proses dekomposisi akan melepaskan zat-zat hara ke dalam larutan di dalam tanah dan juga menjadikan bahan organik menjadi bentuk yang lebih sederhana dan bersifat kolloid. Kondisi ini akan meningkatkan kemampuan absorbsi tanah yang berkaitan juga dengan kapasitas tukar kation (KTK) tanah karena meningkatnya luas permukaan partikel tanah. Hal ini menjadikan tanah mempunyai kemampuan menyimpan unsur-unsur hara yang semakin baik, mengurangi penguapan Nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada saatnya berarti pula meningkatkan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi kebutuhan tanaman, baik melalui proses pertukaran secara langsung maupun pasif oleh proses difusi.

Bahan organik juga mampu mengeliminir bahan-bahan racun, terutama yang dakibatkan oleh kation-kation mikro seperti Co (Cobalt), Cu (Cuprum/ tembaga), B (Boron), dan lain-lain; dengan membentuk ikatan khellat. Ikatan khellat ini bersifat preventif (dari efek meracuni) dan konservatif, karena sewaktu-waktu katio-kation logam yang terjerap dalam ikatan khelat juga masih bisa dimanfaatkan oleh tanaman. Bahkan ada yang mengatakan bahwa terjadinya ikatan khelat ini justru meningkatkan mobilitas banyak kation, karena ikatan ni memang bisa larut sehingga memudahkan tanaman untuk memanfaatkannya.

Bahan organik bisa merubah sifat biologi tanah dengan meningkatkan populasi mikroba di dalam tanah. Populasi mikroba yang meningkat (baik jenis dan jumlahnya) menyebabkan dinamika tanah akan semakin baik dan menjadi sehat alami. Peningkatan mikroba (khususnya fungi bermiselia seperti micorhiza, dll) akan meningkatkan kemantapan agregasi partikel-partikel penyusun tanah. Mikroba dan miselianya, yang berupa benang-benang, akan berfungsi sebagai perajut/ perekat/glue antar partikel tanah. Dengan demikian menyebabkan struktur tanah menjadi lebih baik karena ketahanannya menghadapi tekanan erodibilitas (perusakan) tanah. Kemampuan merubah sifat biologi tanah ke arah positif sehingga meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman sehingga tanaman tumbuh sehat tanpa perlu campur tangan pupuk buatan dan pestisida.

Bahan organik juga berperan sebagai ZPT, karena proses dekomposisi akan menghasilkan proses akhir menjadi humus. Humus disebut juga sebagai asam humat (humic acid) yang merupakan bahan kolloidal terpolidispersi yang bersifat amorf, berwarna kuning hingga coklat-hitam dan mempunyai berat molekul relatif tinggi dan bervariatif. Asam humat banyak dikaitkan dengan perkecambahan bji di dalam tanah, pertumbuhan bagian atas tanaman, pemanjangan semaian muda atau pemanjangan akar dari akar terpotong secara in vitro, karena asam humat menunjukkan pengaruh hormonal dalam pertumbuhan. Asam humat juga berperan dalam perbaikan tanah secara fisik, melalui mekanisme perbaikan agregasi, aerasi, permeabilitas serta kapasitas memegang air, sehingga tanaman akan tumbuh secara normal dan sehat.

Bahan organik merupakan salah satu bagian penyusun tanah dengan sifat-sifat kolloid, dan hanya satu-satunya yang mempunyai kemampuan mendinamisasi untuk mempengaruhi sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Tanah-tanah marjinal (baik tanah mineral maupun yang dominan liatnya) akan dapat diperbaiki sifat pejal maupun porositasnya pada tingkat yang optimal. Demikian juga permeabilitas, aerasi, perkolasi maupun agregasi, dengan peran dinamisasi dari BO, keadaan tanah menjadi gembur dan subur. Hal ini berkaitan dengan menegemen air dan udara dalam tanah, bermanfaat bagi kelangsungan perkembangan perakaran tanaman dan hara tanaman di dalam tanah. Dengan berkembangnya perakaran tanaman akan mempengaruhi bagian atas tanaman di atas permukaan tanah.  

Dengan daya dukung kesuburan tanah yang optimal maka pertumbuhan tanaman menjadi normal, sehat dan produktif. Maka perlakuan pemupukan yang sesuai konsep kesuburan diatas akan menyebabkan efektifnya pemupukan, sehingga tanaman menjadi produktif dan menyebabkan lebih hemat dan efisien pada biaya-biaya dan penggunaan tenaga kerja. Dengan tanah yang subur maka tanaman akan tumbuh dengan sehat, berproduksi tinggi dan hidup lebih lama dengan umur yang lebih panjang. Maka apabila tanah subur petani akan makmur dan sejahtera.

Oleh karenanya kita harus kembali ke jalan yang benar, yaitu jalan menuju kesuburan tanah yang ideal dengan konsep kesuburan yang sesuai dengan fitrah tanah itu sendiri. Konsep SIMO adalah konsep untuk menuju kesuburan tanah yang ideal sampai pada lapisan tanah yang lebih dalam sehingga perakaran tanaman aren atau apa saja, dapat berkembang dengan baik dan hasil yang maksimal. Namun demikian konsep ini nantinya akan terus diperbaiki dan dikembangkan untuk menuju kesempurnaan kemudian.

Kebiasaan menggunakan pupuk kimia dan racun kimia yang berlebihan adalah jalannya atau caranya orang-orang yang sesat, yang tidak memahami konsep dasar kesuburan tanah yang berkelanjutan. Maka sudah saatnya kita kembali ke jalan yang benar dengan selalu menggunakan pupuk organik dan meninggalkan kebiasaan penggunaan pupuk dan racun kimia yang berlebihan. Dengan pupuk organik yang cukup dengan cara yang baik maka hasilnya akan memuaskan dan menjadikan produksinya maksimal petani pendapatannya meningkat.

Bismillahirrohmanirrohiim.

Alhamdulillah akhirnya saya berniat untuk membuka blog baru yang khusus mengelola informasi seputar pertanian organik.  Harapan saya semoga seluruh tulisannya nanti dapat bermanfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan kita bersama.  Hidup lebih sehat, hasil lebih nikmat dan berkah dengan kehidupan yang selaras alam.

Saya hanya seorang  yang sedang prihatin melihat petani yang tidak bisa berbuat apa-apa pada saat pupuk langka.  Kemandirian dan kearifannya seolah sirna terkikis oleh ketergantungan sistem yang memaksa tanpa disadari, sehingga mematikan karsa untuk bangkit, lepas dari ketergantungan dan pembodohan struktural oleh para kapitalis yang hanya mementingkan keangkuhannya bahkan dengan merusak warisan alam buat anak cucu.

Rasanya belum terlambat bagi kita untuk memulai mempercepat pemahaman dan kepercayaan diri, bahwa kita bisa merubah keadaan untuk selalu selaras alam di lingkungan yang berkelanjutan.

Semoga Allah meridloi dan senantiasa membimbing hati kita untuk selalu pada jalan ridloNya. Amin.